fifie mawi

fifie mawi

Friday, February 11, 2011

Cinta dan Persahabatan


Kebanyakan orang mengeluh karena tidak dapat menemukan cinta dan persahabatan sejati di sepanjang hidup mereka dan benar-benar merasa yakin bahwa adalah hal yang mustahil untuk mendapatkannya. Hal ini memang benar bagi mereka yang hidup di tengah-tengah masyarakat jahiliah, yang tidak pernah meraih cinta dan persahabatan sejati, oleh karena rasa kasih sayang yang mereka berikan satu sama lain sering kali adalah karena dorongan kepentingan.
Begitu mereka tidak lagi mendapatkan keuntungan-keuntungan yang dapat diraih, keakraban yang selama ini mereka anggap sebagai cinta atau persahabatan pun berakhir.

Orang-orang yang mengalami cinta dan persahabatan sejati serta menjalaninya dengan makna yang sesungguhnya adalah orang-orang beriman. Alasan utamanya adalah karena mereka mencintai satu sama lain, bukan karena mencari keuntungan, namun hanyalah semata-mata karena orang-orang yang mereka cintai itu adalah orang-orang yang memiliki iman yang tulus dan taat.
Apa yang membuat seseorang dicintai dan memiliki daya tarik untuk dijadikan teman adalah karena ketakwaannya kepada Allah, dan kesalehannya yang telah membuat seseorang hidup dengan nilai-nilai al-Qur'an secara cermat.

Seseorang yang hidup dengan nilai-nilai al-Qur'an juga mengetahui karakteristik-karakteristik apa saja yang mesti dimilikinya agar dapat dijadikan sebagai seorang teman yang berharga, dan dia pun mengambil karakteristik-karakteristik ini sesempurna mungkin.
Dan demikian pula, ia pun dapat mengapresiasi karakteristik-karakteristik yang dapat dikagumi pada orang lain dan dapat mencintai dengan sesungguhnya.

Selama pemahaman mengenai hal ini senantiasa ada dan nilai-nilai Qur'ani meliputi diri mereka, kebahagiaan yang diperoleh dari cinta dan persahabatan tidak pernah hilang. Lebih jauh lagi, semakin orang itu memperlihatkan akhlak
yang baik, kesenangan dan kebahagiaan yang mereka dapati dari cinta dan persahabatan pun senantiasa meningkat.
Tatkala mereka saling memperhatikan satu sama lain sifat-sifat khas yang ada pada diri orang-orang beriman, tanda-tanda adanya iman dan nurani, ketulusan, ketakwaan kepada Allah dan kesalehan, maka gairah mereka pun semakin tumbuh subur.

Gairah mereka terasa terbangkitkan karena berada di tengah-tengah lingkungan orang-orang yang mendapat keridhaan dan kasih sayang dari Allah serta senantiasa cenderung untuk berusaha meraih kedudukan yang tinggi di akhirat kelak. Begitulah, mereka merasa bahagia bersahabat dengan orang-orang yang oleh Allah sendiri telah dijadikan sebagai para kekasih-Nya.

Oleh karena kecintaan di antara mereka dilandasi oleh sebuah pemahaman tentang persahabatan yang kekal selamanya, maka kecintaan itu tidak akan berkurang atau berakhir dengan adanya kematian.
Sebaliknya, justru makin kekal secara sempurna. Dari aspek inilah pemahaman tentang cinta bagi orang-orang beriman berbeda dengan pemahaman masyarakat jahiliah.

Cinta dan persahabatan pada masyarakat jahiliah tidak dilandasi niat untuk senantiasa bersama selama-lamanya, maka mereka pun tidak dapat mempraktikkan konsep-konsep kesetiaan, kepercayaan, dan amanah yang sejati.
Jika dua orang yang mengaku sebagai kawan membuat suatu syarat khusus yang melandasi persahabatan mereka, maka itu berarti mereka dapat mengakhiri pertemanan mereka kapan saja.
Kedua belah pihak yang menyadari adanya kemungkinan ini pun lalu bersikap saling hati-hati satu sama lain dan merasa tidak nyaman.

Kehatian-hatian merusak ketulusan, dimana hal ini merupakan prasyarat dalam menjalin cinta dan persahabatan. Dalam hubungan-hubungan yang sifatnya duniawi orang-orang senantiasa memperhitungkan adanya kemungkinan berakhirnya persahabatan mereka dan, dengan demikian, mereka pun menghindari untuk menunjukkan sifat ketulusan dimana nantinya dapat membuat mereka merasa malu bila kelak keramah-tamahan ini telah berakhir.

Di lain pihak, bagi orang-orang beriman, mereka memiliki ketulusan dan tidak pernah bersikap pura-pura.
Seseorang yang berniat untuk bersama-sama dengan orang lain untuk selama-lamanya adalah seseorang yang telah memiliki komitmen untuk menunjukkan kesetiaan, cinta, dan persahabatan yang tiada putus-putusnya.
Karakteristik istimewa mengenai cinta dan persahabatan dari orang-orang beriman ini, yaitu kesediaan untuk bersama-sama selama-lamanya, membuat mereka dapat memperoleh kebahagiaan yang besar dari kasih sayang yang mereka alami serta kegembiraan karena punya harapan untuk berada bersama-sama dengan orang-orang yang mereka cintai di surga nanti.
Ini juga merupakan kesenangan, karena adanya kepastian, sehingga mereka akan bersikap setia kepada orang-orang yang mereka cintai selama-lamanya.

Wednesday, February 9, 2011

Ketenangan..Datanglah Kepadaku...


by Abu Hanifah 

Setiap hari kita ketawa. Setiap hari kita jumpa kawan. Setiap hari kita dapat apa yang kita nak.
Tapi..kenapa hati kita tak gembira?

Kita sembahyang setiap hari. Kita berdoa selalu pada Allah. Kita mintak sungguh-sungguh pada Allah. Tapi..kenapa susah sangat doa kita nak makbul? Sedangkan Allah ada berfirman. "Berdoalah pada Ku, nescaya akan Ku kabulkan...,"

Apa masalah kita?

Hati kita tak gembira sebab kita tak pernah bersyukur dengan apa yang kita ada. Kita tak pernah nak menghargai setiap nikmat yang kita dapat. Kita asyik memikirkan benda yang kita tak ada, sampai kita lupa melihat nikmat sekeliling kita.

Kita berdoa, tapi kenapa payah sangat doa kita Allah nak makbulkan?

Sebab kita asyik meminta pada Allah, tapi kita tak pernah mintak ampun pada Allah, sedangkan dosa-dosa kita terlampau banyak pada Allah. Alangkah tidak malunya kita. Kita merintih, kita merayu agar Allah makbulkan doa kita. Tapi, lepas kita dapat kesenangan kita lupa pada Allah, kita tak bersyukur pada Allah. Bila dah datang kesusahan, baru nak ingat Allah balik. Baru nak menangis, merintih..minta Allah pandang kita. Macam mana Allah nak makbulkan doa kita?




Cuba kita renung diri kita. Cuba hitung, berapa kali kita sebut kalimah syukur dalam satu hari? Tak payah seminggu, cukuplah sehari sahaja. Berapa kali agaknya? Itupun kalau ada sebut la..

Pernah kita bangun malam, solat sunat...solat tahajud..solat taubat? Pernah? Ada...waktu zaman sekolah dulu. Itupun, lepas kene ketuk dengan warden, suruh bangun. Lepas tu...ada? Ada...time dah nak exam...waktu rasa result macam ada aura nak fail. Siap buat solat hajat lagi! Lepas dapat result tu, ada tak buat sujud syukur? Hmm...entah la, tak ingat pulak.

Hari-hari kita buat baik. Kita tolong orang. Kita sedekah dekat orang. Kita buat macam-macam. Tapi kenapa kita tak dapat nak rasa kemanisan setiap perbuatan yang kita lakukan tu? Hati kita tetap jugak tak tenang. Kenapa ye? Sebab dalam hati kita tak ada sifat ikhlas. Mulut cakap ikhlas, hati kata lain. Macam mana tu? Kita tolong orang sebab nak harapkan balasan. Nakkan pujian. Nakkan nama. Kita riak dengan setiap kebaikan yang kita buat. Macam mana hati nak tenang? Bila dapat kejayaan, kita bangga dengan apa yang kita ada. Mula nak menunjuk-nunjuk dekat orang. Sampai lupa siapa sebenarnya yang bagi kejayaan tu dekat kita.




Alangkah tidak malunya kita..., Allah ciptakan kita sebagai khalifah di bumi ni. Kitalah sebaik-baik kejadian yang Allah pernah ciptakan sehinggakan semua makhluk sujud pada bapa kita, Nabi Adam kecuali Iblis Laknatullah. Betapa Allah muliakan kejadian manusia. Tapi, kita sendiri tidak memelihara diri kita. Kita lupa tanggungjawab kita sebagai hamba. Kita lupa kepada yang mencipta diri kita. Bahkan, kita alpa dengan nikmat yang ada. Nabi Muhammad s.a.w, pada saat malaikat ingin mencabut nyawa Baginda, Baginda masih memikirkan umat-umatnya. Ummati! Ummati! Sampai begitu sekali sayang Rasulullah pada kita. Tapi kita....? Kita lupa pada Baginda Rasul. Berat benar lidah kita nak berselawat ke atas baginda. Macam mana hati kita nak tenang?

Lembutkanlah hati kita. Tundukkan lah diri kita pada Allah. Bersyukur dengan nikmat yang Allah pinjamkan pada kita. Semua itu tidak akan kekal. Bila-bila masa Allah boleh tarik balik semua itu. Ikhlas kan lah hati dalam setiap perkara yang kita buat.

Sesungguhnya, hanya Allah sahaja yang berkuasa menilai keikhlasan hati kita. Insya Allah, kita akan dapat merasai kelazatan halawatul iman itu sendiri. Tenanglah dikau wahai hati...

Monday, February 7, 2011

pengorbanan seorang ibu

Pengorbanan seorang wanita yang bergelar ibu sukar dinilai dengan wang ringgit ataupun harta benda. Kesulitan semasa hamil, kesakitan yang dialami tatkala melahirkan dan pelbagai cabaran membesarkan, mengasuh serta mendidik anak dihadapi dengan penuh tanggungjawab dan pasrah pada Ilahi. Segala penderitaan dan kesengsaraan hidup yang ditempuhi membuatnya lebih tabah dan sabar tanpa berkeluh kesah dan merungut.

Demi kelangsungan hidup si anak, ibu sanggup menggadai nyawa memberikan yang terbaik bagi kesejahteraan permata hatinya. Maka, apakah memadai jasa dan pengorbanan seorang ibu itu sekadar dihayati dan dikenang tatkala menyambut Hari Ibu saja? tentu tidak kerana sikap seumpamanya akan hanya enjadi budaya sekali setahun dan bukannya menjadi budaya sepanjang hayat. 

Kita mungkin boleh berbangga dengan adanya pelbagai anugerah dan hadiah kepada para ibu, tetapi kita perlu sedar dan menginsafi hakikat bahawa jasa dan pengorbanan para ibu melahirkan, membesarkan dan mendidik anak-anak tidak dapat disamakan dengan wang ringgit atau material. Walau bagaimanapun, Hari Ibu yang hadir pada bulan Mei setiap tahun tidak harus dibiarkan berlalu tanpa pengisian yang bermakna. 

Sebagai anak, kita sememangnya dituntut untuk mengenang jasa dan tempat tidurnya sehingga peluh membasahi seluruh badannya. Keadaannya bertambah parah dari hari ke hari dengan mata bernanah, mulut ternganga lebar, bibir bengkak, tekak tersumbat, malah tangan dan kaki terbujur kaku. 




Sahabat Rasulullah silih berganti mengajarnya kalimah syahadah, tetapi semuanya sia-sia belaka. Oleh kerana keadaannya bertambah eruk, Rasulullah memerintahkan Ali bin Abu Talib supaya membimbingnya dengan ucapan kalimah syahadah. Bagaimanapun, usaha itu tetap gagal. 

Rasulullah bertanya kepada sahabat: Adakah Wail mempunyai orang tua?” Jawab sahabat: “Tinggal ibunya saja, wahai Rasulullah.” Kemudian, sabda Baginda: “Suruh dia datang ke mari.” Selepas ibu Wail menghadap, Rasulullah bertanya: “Bagaimanakah keadaan Wail sehari-hari sebelum dia sakit? Apakah dia pernah melakukan dosa besar yang ibu pernah lihat?” Ibu Wail menjawab: “Dia derhaka terhadap saya, wahai Rasulullah! Dia sering mencaci saya setiap kali dia mendengar aduan isterinya. 

Dia sangat cintakan isterinya sehingga tergamak untuk tidak menghargai saya. Dia selalu percaya kata-kata isterinya daripada saya. Demikianlah, wahai Rasulullah!” Sabda Rasulullah lagi: “Bukankah Wail itu anakmu, buah hatimu! Maka ampunilah kesalahannya terhadapmu.” Jawab ibu Wail: “Tidak! Tidak! Wahai Rasulullah, air mataku belum kering kerana dia.” Sabda Rasulullah lagi: “Tetapi Wail adalah anakmu, kasihanilah dia.” Jawab ibu Wail: “Tidak, Rasulullah! Dia sering menyakiti hati saya.” Lalu rasulullah termenung sejenak. 

kak,mama,adik
Kemudian, Baginda memerintahkan sahabat mengumpulkan kayu dan dinyalakan untuk membakar Wail hidup-hidup. Melihat tindakan itu, ibu Wail segera berkejar langsung menjerit dan mengampuni kesalahan anaknya. Sebaik ibu itu mengampuni kesalahan anaknya, wajah Wail berubah beransur baik. Akhirnya, dia dapat mengucapkan dua kalimah syahadah dan menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Sebagai Renungan Bersama..

saya sayang mama saya... kak hnye bleh mendoakn mama agar tenang disna... kak rndu mama... kak msh ingt last besday mama bersme kak dan adik... memori yg tak kn kmi lupekan....

Sunday, February 6, 2011

Berdoa Untuk Kebaikan di Dunia dan Akhirat.


Sahabat yang dirahmati Allah,
Do'a adalah senjata orang mukmin. Dalam kehidupan seorang mukmin, hidupnya penuh dihiasi dengan akhlak Islam, amal soleh, amal ibadah dan peribadi mulia yang akan menjadi contoh kepada orang lain. Dalam keadaan hidup yang sukar dan perlu pengorbanan maka lidahnya sentiasa berzikir, berdoa dan bermunajat kepada Allah S.W.T.  tanda pengharapannya yang mutlak kepada AllahS.W.T.

Nabi S.A.W. mengajarkan agar sentiasa berdoa tanda pengharapan dan pergantungan kita kepada Allah S.W.T. salah satu doa yang sering baginda ucapkan yang maksudnya : "Ya Allah, perbaikilah agamaku kerana ia merupakan pangkal urusanku, perbaikilah duniaku kerana ia merupakan penghidupanku, perbaikilah akhiratku kerana ia merupakan tempat kembaliku, dan jadikanlah hidup sebagai kesempatan untuk menambah setiap kebaikanku, dan jadikanlah mati sebagai pelepas diriku dari setiap kejahatan." (Hadis Riwayat Muslim)

Berdasarkan doa di atas terdapat lima perkara Nabi S.A.W memohon kepada Allah S.W.T.iaitu :

1. Perbaikilah agamaku kerana ia merupakan pangkal urusanku.

2. Perbaikilah duniaku kerana ia merupakan penghidupanku.

3. Perbaikilah akhiratku kerana ia merupakan tempat kembaliku, dan

4. Jadikanlah hidup sebagai kesempatan untuk menambah setiap kebaikanku, dan

5. Jadikanlah mati sebagai pelepas diriku dari setiap kejahatan.

 Huraiannya :

Pertama : Perbaikilah agamaku kerana ia merupakan pangkal urusanku.

Perkara yang paling penting dan utama dalam kehidupan seorang mukmin adalah mempunyai pegangan agama yang kuat. Agama ini sentiasa difahami, diyakini dan dilaksanakan dalam kehidupan setiap hari.

Definisi agama Islam mengikut syara' adalah patuh dan menyerah diri kepada Allah dengan penuh kesedaran dan kerelaan tanpa paksaan. Islam juga adalah peraturan hidup, peraturan yang lengkap dan sempurna yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dan menjadi dasar akhlak mulia, yang disampaikan oleh Nabi Muhammad S.A.W.

Sabda Rasulullah maksudnya : "Aku tinggalkan kepada kamu dua perkara yang mana kamu tidak akan sesat selagi kamu berpegang kepada kedua-duanya, iaitu al-Quran dan Sunnah Rasul".

Definisi Islam semasa Jibril datang bertanya Rasulullah tentang Islam:
"Ceritakan padaku (wahai Muhammad) tentang Islam," Rasulullah S.A.W. menjawab: "Kau mengakui tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah hambaNya dan Rasulullah, mendirikan sembahyang, mengeluarkan zakat, puasa bulan Ramadhan dan berhaji ke baitullah jika engkau kuasa".

Kedua : Perbaikilah duniaku kerana ia merupakan penghidupanku.

Dari Ibnu Abbas r.a katanya : " Ada tujuh petanda kebahagiaan dunia, iaitu :
1. Hati yang selalu bersyukur

2. Pasangan hidup yang soleh dan solehah

3. Mempunyai anak yang soleh dan solehah.

4. Suasana persekitaran yang baik untuk iman kita

5. Harta yang halal .

6. Memiliki kefahaman untuk memahami agama

7. Umur yang barakah - ertinya umur yang semakin tua semakin soleh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah."

Tujuan penciptaan manusia di dunia adalah untuk beribadah kepada Allah S.W.T.

Firman Allah S.W.T. maksudnya : "Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku" (Surah az-Zariyat ayat 56)

Untuk mendapatkan manfaat langsung dari Alah S.W.T, maka perlu untuk meyakini bahwa kejayaan yang sempurna di dunia ini terletak hanya dalam mentaati perintah-perintah Nya dengan cara yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah S.A.W.

Allah S.W.T berfirman maksudnya  : "Barangsiapa mengerjakan amal kebaikan laki-laki atau perempuan, dan dia beriman, pasti akan Kami beri ia kehidupan yang baru, suatu kehidupan yang baik dan bersih, dan akan Kami balas dengan pahala sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan".
(Surah an-Nahl ayat 97)

Allah S.W.T berfirman maksudnya : "Tidaklah semestinya bagi seorang mukmin, laki-laki dan perempuan bila Allah dan Rasul Nya sudah menentukkan suatu keputusan, mereka akan memilih yang lain dalam keputusan mereka ; Barang siapa tidak mentaati Alah dan rasul Nya ia dalam kesesatan yang nyata."
( Surah al Azhab ayat 36)

Ketiga : Perbaikilah akhiratku kerana ia merupakan tempat kembaliku.

Sabda Rasulullah S.A.W. yang bermaksud :
“Ada empat perkara yang apabila diberikan kepada sesaorang sesungguhnya ia telah memperolehi kebaikan dunia dan akhirat.Iaitu :
1. Hati yang sentiasa bersyukur
2. Lisan yang sentiasa berzikir
3. Tubuh yang sentiasa sabar dalam menanggung musibah, dan
4. Isteri yang tidak pernah khianat sama ada terhadap dirinya atau terhadap harta benda (suami) nya.”

Sesungguhnya setiap insan dalam menghadapi gelombang kehidupan pasti menjadikan doa sebagai senjata paling ampuh. Apatah lagi kehidupan seorang mukmin. Malah salah satu permohonan yang tidak pernah diabaikan adalah permintaan memperolehi kebaikan di dunia dan akhirat. Permohonan untuk mendapat kebahagiaan di dunia dan terlepas dari bahang api neraka. Doa ini dirakamkan di dalam al-Quran.

Firman Allah S.W.T. yang bermaksud :
“Dan di antara mereka ada yang berdoa ; ‘Ya Tuhan kami kurniakanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari seksa api Neraka.”
(Surah al-Baqarah ayat 201)

Dari hadis Rasulullah S.A.W. yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. berkata, "Rasulullah S.A.W. ditanya tentang (amalan) yang paling banyak memasukkan orang ke dalam syurga. Baginda menjawab, 'Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik (husnul khuluq).' Baginda ditanya tentang hal yang banyak memasukkan orang ke neraka. Baginda menjawab, 'Mulut dan kemaluan'."
(Hadis Riwayat Tirmizi)

Dari hadis diatas telah jelas kepada kita bahawa orang yang bertakwa (muttaqiin) dan akhlak yang baik adalah ciri utama yang boleh membawa jalan ke syurga. Orang muttaqiin adalah mereka yang mempunyai kedudukan yang tinggi disisi Allah S.W.T.

Keempat : Jadikanlah hidup sebagai kesempatan untuk menambah setiap kebaikanku.

Sikap orang mukmin sentiasa memperbaiki amalannya setiap hari. Jika ada perkara-perkara yang mencacatkan amalannya dia akan tinggalkan perkara tersebut, begitu juga jika ia dapati ada perkara-perkara yang membantu menyempurnakan amal solehnya kearah yang lebih baik dan sempurna maka ia akan lakukan.

Terdapat enam perkara yang boleh menyempurnakan amal soleh seseorang iaitu :

1. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan takut pada ancaman-Nya.

2. Berbaik sangka terhadap sesama muslim.

3. Sibuk dengan aib sendiri.

4. Menutup aib saudaranya .

5. Menganggap amalnya terlalu sedikit.

6. Berteman dengan orang- orang soleh.

Dari Abu Hurairah r.a bahawasanya Rasulullah S.A.W.  bersabda yang bermaksud :
"Bersegeralah kalian untuk berbuat amal soleh, kerana akan muncul berbagai fitnah seperti penggalan-penggalan malam yang gelap-gulita, ada orang yang paginya beriman, petangnya kafir. Ada yang petangnya beriman, paginya kafir. Ia jual agamanya dengan barang perhiasan dunia." (Hadis Riwayat Muslim)

Rasulullah memperingatkan umatnya agar tidak malas dalam beribadat dan beramal soleh, sebaliknya harus memperbanyakkan kedua-duanya. Setiap hari ketika anak Adam menemui pagi, maka saat itu ada kesempatan baginya yang harus ia manfaatkan dengan memperbanyakkan ketaatan, ibadat dan amal soleh. Dengan begitu, ia akan sentiasa taat kepada Tuhannya dan menjauhi segala larangan-Nya, sehingga akan bertambah kebaikannya, semakin berat timbangan amal kebajikannya dan terhapus dosa-dosanya.

Kelima : Jadikanlah mati sebagai pelepas diriku dari setiap kejahatan.

Nabi S.A.W. bersabda yang maksudnya : “Apabila meninggal dunia seorang anak Adam maka putuslah segala amalannya kecuali tiga iaitu
1.Sedekah yang di tinggalkan semasa hidup.
2.Ilmu yang di menfaatkan. dan
3.Anak yang soleh yang mendoakan kedua ibu bapanya.”

Nabi S.A.W bersabda maksudnya : "Apabila dikebumikan hamba yang beriman, maka kubur berkata kepadanya, 'marhaban wa ahlan' (ucapan selamat datang), kamu adalah orang yang aku kasihi di kalangan mereka yang berjalan di atas belakangku, dan apabila aku menerimamu hari ini, lihatlah apa aku akan lakukan kepada kamu."

Sambung Nabi, "Maka kubur pun menjadi luas sejauh pandangan matanya dan dibukakan juga kepadanya pintu yang menghadap ke Syurga.."

Bagi orang beriman dan bertakwa kematian itu adalah kerehatan kerana Allah S.W.T sedaikan untuk mereka taman-taman syurga. Sedangkan bagi orang kafir kubur adalah merupakan satu lubang daripada lubang api neraka.

Sahabat yang dimuliakan,
Marilah sama-sama kita amalkan doa yang sering di baca oleh Nabi S.A.W. seperti di atas yang mengandungi 5 kebaikan yang perlu kita fahami dan hayati semoga kita termasuk di kalangan hamba-hamba Allah yang dirahmati dan di kasihi-Nya di dunia dan akhirat.